ciri arsitektur jengki

Arsitektur Jengki, yang populer pada tahun 1950-1960-an di Indonesia, masih cukup eksis dan diapresiasi hingga sekarang, meskipun tidak sebanyak gaya arsitektur modern atau kontemporer saat ini. Gaya ini dikenal sebagai bentuk perlawanan terhadap pengaruh arsitektur kolonial Belanda dan memiliki ciri khas atap pelana dengan kemiringan tidak lazim serta dinding miring berbentuk segi lima.

Pada tahun 2025, beberapa bangunan bergaya Jengki masih ditemukan di kawasan-kawasan tertentu, seperti di Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, di mana rumah-rumah Jengki tersebut bahkan disulap menjadi kafe atau ruang komersial.

Ciri-ciri Arsitektur Jengki

Berbicara mengenai ciri khas konsep jengki, ada banyak aspek yang membuatnya unik diantara gaya hunian lain. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • Atap Pelana yang Asimetris dan Miring Tajam

Salah satu ciri ciri arsitektur jengki yang paling mudah dikenali adalah bentuk atapnya yang pelana dengan kemiringan sekitar 35 derajat atau lebih. Atap ini sering kali dibuat tidak simetris, dengan salah satu sisi lebih tinggi atau lebih besar dari sisi lainnya. Bentuk atap yang tidak seimbang ini menciptakan silhouette bangunan yang dinamis dan berbeda dari gaya sebelumnya.

  • Dinding Miring dengan Bentuk Segi Lima

Ciri unik lain adalah penggunaan dinding yang tidak tegak lurus melainkan miring, sehingga membentuk bentuk geometris seperti segi lima. Ini memberikan efek visual bangunan yang tidak biasa dan segar, menolak bentuk persegi atau kotak yang biasa dipakai arsitektur kolonial.

  • Lubang Ventilasi dan Roster pada Fasad

Sebagai adaptasi pada iklim tropis, arsitektur jengki menampilkan lubang ventilasi yang dibuat menarik pada fasad rumah. Lubang-lubang ini diletakkan vertikal atau mengikuti kemiringan atap, dipadukan dengan roster yang juga menjadi elemen dekoratif sekaligus fungsi sirkulasi udara. Hal ini membuat rumah terasa sejuk dan memiliki pencahayaan alami yang optimal.

  • Pintu dan Jendela dengan Bingkai Kaca Besar

Pintu dan jendela pada rumah jengki biasanya berukuran besar dan menggunakan kaca sebagai bahan utama. Ini meningkatkan pencahayaan alami dan memberikan kesan ruang terbuka yang lebih luas. Desain bingkai jendela dan pintu juga cenderung menonjolkan bentuk geometris yang unik, memperkuat karakter gaya jengki.

  • Teras Luas dan Fasad Berornamen Geometris Bebas

Rumah dengan gaya jengki biasanya memiliki teras yang cukup luas sebagai ruang transisi dan tempat bersantai. Selain itu, fasad rumah disertai dengan elemen ornamennya yang memakai garis, bentuk, dan pola geometris yang bebas tanpa harus simetris, menunjukkan kebebasan berekspresi dari arsitek masa itu.

Dengan mengetahui ciri ciri arsitektur jengki ini, Anda dapat lebih mudah mengidentifikasi dan mengapresiasi gaya ikonik ini.

Untuk Anda yang ingin menghidupkan kembali gaya jengki dalam proyek rumah atau renovasi, CJ Studio siap membantu dengan pengalaman dan keahlian desain profesional. 

Dapatkan penawaran terbaik khusus hari ini, konsultasi sekarang juga!

CJ Studio Editorial Team

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *